Share this

Setelah sekian lama absen dari acara sosial, saya akhirnya menerima ajakan seorang kenalan untuk nongkrong di SCBD. Tapi bukan sekadar nongkrong biasa—karena begitu ketemu, langsung disuguhkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang bikin mikir keras. Si kenalan ini tampil full package: dress rapi, make-up flawless, dan attitude percaya diri maksimal. Dan ternyata, dia nggak main-main.
Obrolan awal yang santai berubah jadi sesi interview relationship. Mulai dari “Kamu cari yang serius atau cuma main-main?”, sampai hal-hal mendalam seperti kondisi keuangan, usaha pribadi, bahkan nilai-nilai agama. Nggak berhenti di situ, dia juga tanya soal hubungan dengan keluarga, cita-cita masa depan, dan apakah sudah siap untuk settle atau masih ingin berpetualang.
Yang menarik, dia benar-benar observatif. Dari cara saya minum hingga gesture saat ngobrol, semua diperhatikan. Katanya, itu penting buat mengidentifikasi red flag. Awalnya bikin tegang, tapi lama-lama obrolannya jadi seru dan terbuka.
Sayangnya, setelah ngobrol panjang, kita berdua menyadari bahwa jalan hidup kita terlalu berbeda. Visi, tujuan, sampai gaya hidup nggak selaras. Daripada memaksakan sesuatu yang jelas nggak sejalan, akhirnya kita sepakat untuk tetap berteman—teman ngobrol di tengah kebosanan hidup.
đź’ˇ Analisa & Opini
Momen seperti ini menunjukkan pentingnya komunikasi terbuka di awal perkenalan. Banyak orang takut dianggap terlalu serius kalau langsung bahas topik berat, padahal justru itu bisa jadi filter alami. Kita nggak harus cocok sama semua orang, dan mengenali ketidakcocokan lebih awal adalah bentuk kedewasaan, bukan kegagalan.
đź§ Kesimpulan
Jangan takut untuk bertanya dan menyaring orang yang kita temui, apalagi dalam konteks mencari pasangan. Tapi juga, jangan baper kalau ternyata nggak cocok. Toh, hidup bukan hanya tentang mencari jodoh, tapi juga menemukan siapa diri kita di tengah interaksi yang kadang random tapi penuh pelajaran. Jadi, kalau nggak klik—ya udah. Lanjut hidup, dan siapa tahu jodohmu bukan di SCBD, tapi di warung kopi sebelah rumah.